PROPOSAL TUGAS AKHIR
SPESIAL EFEK DALAM
PERFILMAN
Disusun Oleh :
Muchammad Andri Firmansyah
XII – Multimedia 2
SMK Antartika 2 Sidoarjo
Tahun Pelajaran 2014/2015
PROPOSAL
PROJECT
TUGAS AKHIR
Nama sekolah :
SMK Antartika 2 Sidoarjo
Program keahlian : Multimedia
Kode : -
Alokasi waktu :
2 (dua) Minggu
Nomor peserta :
-
Nama peserta :
Muchammad Andri Firmansyah
Judul proyek : Spesial Efek Dalam Perfilman
Peserta
ujian
M.
Andri Firmansyah
Kepala
sekolah guru pembimbing
Smk Antartika 2
Sidoarjo
H. Imam Jawahir.S.Pd.MM Gunawan Ari Bowo S.ST
NIP. 196905102005011015 NUPTK. 8443755656200022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tak lupa saya mengucapkan terima kasih banyak
kepada bapak guru “Gunawan Ari Bowo” yang mengajar Bidang Study “MULTIMEDIA” yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kepada bapak guru yang telah mempercayai kami
untuk melakukan tugas yang berjudul “SPESIAL EFEK DALAM PERFILMAN” ini selama beberapa hari
atau beberapa minggu ini. Dengan tugas ini bisa memberikan motivasi kepada kami
khususnya kepada saya dan dengan tugas ini bisa menambah wawasan kami dalam
pengetahuan struktur perfilman.
Penyusun
Muchammad Andri Firmansyah
DAFTAR ISI :
Kata Pengantar ........................................................................................................................ iii
Daftar Isi .................................................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................................... 5
1. Penjelasan
Proses Pembuatan Film dan CGI ....................................................... 5
2. Rumusan
Masalah ...................................................................................................... 5
3. Tujuan
Pembuatan ..................................................................................................... 5
BAB II :
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
1. Sejarah
Spesial Efek Dalam Perfilman ................................................................... 6
2. Pengertian
Spesial Efek ............................................................................................ 11
3. Teori
Dasar Spesial Efek & Visual Efek .................................................................. 11
4. Spesial
Efek Di Indonesia ......................................................................................... 12
5. Spesial
Efek Dari Tahun ke-Tahun ......................................................................... 12
6. Fungsi
Spesial Efek .................................................................................................... 20
7. Peran
Animator Dalam Spesial Efek ....................................................................... 21
8. Alur
Kerja Pembuatan Spesial Efek ......................................................................... 21
9. Teknologi
Awal Pembuatan Spesial Efek ............................................................... 21
10. Teknik
Efek Visual Dengan 3D Workflow ............................................................... 23
11. Teknik
Efek Visual Dengan 2D Workflow ............................................................... 24
12. Foto
Pelopor Spesial Efek Dalam Perfilman .......................................................... 26
BAB III : PENUTUP ................................................................................................................ 27
1. Kesimpulan
.................................................................................................................. 27
2. Kritik
& Saran ............................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 28
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................................. 29
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Penjelasan Proses Pembuatan Film dan CGI.
Dan pada masa modern saat ini, CGI merupakan teknik yang digunakan dalam penerapan teknologi komputer grafik untuk pembuatan efek khusus (special effect) dalam film. Computer-Generated Imagery (CGI yang dalam bahasa Indonesia artinya “pencitraan yang dihasilkan komputer”) adalah penggunaan grafik pada komputer (atau lebih tepatnya, grafik komputer 3D) dalam efek yang spesial. CGI dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan serta keperluan, selain digunakan dalam film, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mememberi efek khusus pada acara televisi, iklan, dan juga media cetak. Permainan pada video umumnya menggunakan grafik komputer waktu-nyata sehingga jarang disebut sebagai CGI, meskipun aplikasi ini memberikan beragam manfaat , namun ternyata aplikasi ini juga sering menggunakan “adegan tengah” atau yang biasa disebut cutscene yang telah dirender dan film-film pembuka. Ini dinamakan Full Motion Video (FMV).
2. Rumusan Masalah.
1. Apa itu Spesial efek ?
2. Bagaimana sejarah dari
special efek ?
3. Bagaimana teknik dan
trik special efek ?
4. Bagaimana perkembangan
special efek di Indonesia ?
3.
Tujuan Pembuatan Makalah.
Tujuan dari pada makalah ini adalah :
- Agar siswa dan siswi dapat mengetahui tentang
sejarah perfilman dan special efek perfilman.
- Agar siswa dan siswi terutama pada saya bisa
membuat sebuah makalah.
- Agar siswa dan siswi dapat memahami dan
mengerti tentang perfilman secara luas.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Spesial Efek Dalam
Perfilman.
Sejarah efek khusus
dimulai sejak sebelum penemuan dari kamera itu sendiri.
Selama 1700-an, penyihir menggunakan banyak
teknik untuk melakukan ilusi optik dan memukau penonton mereka. Teknik
inilah yang membentuk dasar-dasar efek khusus. Salah satu efek yang paling
banyak digunakan dalam pertunjukan sulap selama periode ini adalah memanggil
orang mati - spiritisme.
Teknik special effect di
masa awal-awalnya, terlihat palsu dan konyol. Misalnya untuk karakter monster
dalam film The Seven Voyages of Sinbad and Jason
and the Argonauts. Di
film ini, monster digambarkan terlalu kaku dan tampil terlalu manusiawi secara
visual. Hal itu membuat penampilan monster tidak menakutkan.Stop action,
kemudian disusul oleh teknik go motion yang dipelopori oleh George Lucas. Dalam
teknik ini, model digerakkan selama clicks. Namun hasilnya adalah gambar yang
buram, namun impresi realistisnya lebih kena. Lucas pertama kali mencoba teknik
ini di film Dragonslayer keluaran tahun 1981.Namun teknik stop action dan go
motion secara cepat tersingkir oleh teknik computer animation. Rilis film
Jurassic Park pada tahun 1993 yang banyak mengunakan computer animation untuk
menggerakan dinosaurus, menginspirasikan banyak sutradara lain untuk membuat
special effect menggunakan computer animation.Perkembangan special effect
menggunakan computer animation sangat pesat. Buktinya bisa kita lihat di film
Lord of The Ring yang menampilkan karakter Gollum. Gollum yang digarap dengan
computer animation terlihat sangat hidup dalam berinteraksi dengan tokoh
lainnya.Special effect sampai saat ini masih terus berkembang. Seakan-akan
apapun bisa terjadi di dalam film.
Dalam pembuatan film juga saat ini sudah
banyak teknologi yang baru dikarenakan tuntutan zaman. Saat ini Variasi film
dari 2D, 3D hingga 4D saat ini sudah dapat kita nikmati, tapi apakah kalian
semua tahu? Bagaimana teknik dalam pembuatan film-film ini. Jawabannya terletak
pada aplikasi komputer grafis yang bernama computer generated imagery atau CGI.
Melalui aplikasi ini kita dapat membuat gambar berkualitas 3D, tidak hanya itu
kita juga dapat memberi efek yang sesuai untuk gambar 3D tersebut. Beberapa
software CGI yang terkenal adalah Art of Illusion, Maya, Blender, dan
lain-lain.
Sebuah kotak kecil dengan sumber cahaya dan slide semi-transparan digunakan untuk memproyeksikan gambar dari tokoh-tokoh sejarah ke kolom asap mengepul atau kain. Ini memberikan mosi hantu untuk gambar, menakutkan penonton ke titik bahwa beberapa penyihir akhirnya dipenjara akibat pekerjaan setan mereka.
Gbr 1. Pembuatan special
efek oleh pesulap pertama kali
Pada tahun 1895, pentas komersial pertama menampilkan gambar bergerak. Tiga puluh dua tahun kemudian, suara memasuki gambar, dan saat kita menuju melalui warna mid point dari abad ke-20, cara menambahkan efek khusus ke layar film ditemukan mereka.
Gbr 2.
Menggunakan proyektor layar belakang
Penemuan sekitar tahun 1820
memberikan cara untuk memproyeksikan gambar lebih terang dari jarak yang lebih
besar. Hal ini menyebabkan penggunaan magic lantern untuk presentasi
dan tujuan pendidikan.
Gbr.
3 contoh penggunaan magic latern
Teknik lain dari ilusi awal adalah
penggunaan lembaran kaca sebagai cermin dua arah. Dalam ilusi yang
kemudian dikenal sebagai “Ghost Pepper”, setelah John Henry Pepper, membuat
anggota penonton berubah menjadi tengkorak dan kembali.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan
selembar kaca besar pada sudut 45 derajat antara penonton dan panggung, dan
menyesuaikan pencahayaan sehingga penonton yang baik akan melihat MELALUI kaca
untuk orang, atau REFLEKSI di kaca kerangka dari panggung .
Pencahayaan itu memudar masuk dan keluar untuk membuat transformasi. Teknik ini diadopsi kemudian di awal film, dan segerombolan film “hantu” dibuat menggunakan teknik dua arah cermin ini.
Gbr.4
contoh pengambilan gambar oleh Robert W.
Dengan latar belakang di bidang teknik
mesin dan peralatan bangunan, Robert W. Paul ditugaskan untuk Kinetoscope copy
Thomas Edison.
Meskipun
ia awalnya menolak, ia yakin untuk melaksanakan proyek karena Edison telah
gagal untuk mendapatkan paten internasional. Ini memberi Paul menemukan
pasar hukum untuk karyanya.
Pada
tahun 1896, ia telah merancang dan membangun sebuah proyektor film, yang ia
jual dalam jumlah besar karena penjualan dibatasi pada Lumieres '.
Menurut W. Paul Pada tahun 1897 ia
membangun film pertama Eropa studio, lengkap dengan pintu perangkap, sebuah
jembatan gantung dan track dolly yang bergerak kamera nya.Pada tahun 1905, ia
syuting film pendek The Motorist, yang dipelopori dengan
beberapa teknik efek khusus.
Film
ini adalah tentang pasangan yang melaju begitu cepat sehingga mereka lolos dari
gravitasi bumi dan melakukan perjalanan melalui sistem surya sebelum
pulang.
Meskipun sukses dalam waktu singkat , ia meninggalkan semua kegiatan bioskop pada tahun 1910, menjual studio, dan membakar segala saham filmnya. Rupanya, dia ingin kembali ke penemuan mekanik dan peralatan bangunan.
Gbr.5 Contoh hasil special
efek film yang dibuat oleh W. Paul
2.
Pengetian Spesial Efek.
Special Effects atau Efek Khusus di
dalam bahasa Indonesia, sering disingkat SFX
atau SPFX banyak digunakan di dalam dunia film, pertelevisian dan
hiburan.
Dengan definisi ini, efek khusus tidak cuma terdapat
dalam film, seperti yang diketahui masyarakat awam. Efek spesial tidak hanya
berwujud gambar, tetapi memiliki pengertian luas.
Jadi kalau kita sering melihat
pertunjukan musik dengan segala macam sinar laser, kembang api, hal tersebut
dapat pula dikategorikan sebagai efek khusus.
Efek khusus digunakan untuk
meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. Obyek tersebut bisa
berupa tontonan, gambar, atau pertunjukan.
Dengan demikian, diharapkan efek
khusus bisa meningkatkan ketertarikan seseorang terhadap obyek tersebut.
Efek khusus merupakan kombinasi
dari seni dan teknologi. Dari sisi teknologi, tidak cuma penguasaan
teknologi yang digunakan, namun juga pengetahuan bagaimana indera manusia
menangkap gambaran yang akan diterima oleh otak.
Yang akan dilakukan oleh para ahli
efek khusus adalah bagaimana menipu indera manusia, terutama
audio-visual, bahwa seakan-akan hal tersebut terjadi.
Misalnya kita ingin membuat efek
hujan. Pertama-tama, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
karakteristik hujan yang benar menurut mata manusia.
Setelah itu dengan teknologi apapun
yang dimiliki, kita berusaha meniru karakteristik hujan tersebut. Yang
terpenting bukan seberapa nyata wujud hujan tersebut dibuat, tetapi sejauh mana
karakteristik hujan dipenuhi.
3. Teori Dasar Spesial
Efek & Visual Efek.
Spesial efek di dalam
Motion Picture, merupakan teknik kamera yang membuat ilusi pada pikiran
penonton, pada umumnya menggunakan teknik rear-screens projections atau gambar
yang berada di belakang aktor, objek miniatur yang terlihat sesuai dengan
aslinya, dan teknik animasi yang membuat makhluk terlihat realistis. Biasanya
teknik ini dibuat pada film horror, film ruang angkasa, dan film-film yang
sangat sulit unutk pengambilan gambar. Visual efek merupakan sub kategori dari
special efek, visual efek adalah sebuah istilah yang banyak digunakanan pada
dunia visualisasi dan motionts graphic lebih menekankan pada kreativitas
Motions Graphic Designer agar dapat menghasilkan efek-efek visual tertentu atau
bahkan mungkin lain dari pada yang lain. Dengan demikian tidak ada satupun
tools yang dapat menghasilkan Visual Efek secara instan. Visual efek adalah
suatu pergerakan visual yang langsung dapat terlihat oleh yang melihatnya
melalui media penyampaian televisi atau monitor lainnya yang dibentuk dengan
pergerakan animasi sehingga objek atau media yang terlihat lebih menarik.
4.
Spesial efek di Indonesia.
Di Indonesia special
effect sering disebut juga SFX
SFX merupakan gabungan seni dan teknologi. Dari sisi teknologi, tidak cuma penguasaan teknologi yang digunakan tapi juga pengetahuan bagaimana indera manusia menangkap gambaran yang akan diterima oleh otak. Dari sisi seni berperan bagaimana teknologi itu digunakan untuk mencapai hal tersebut.
SFX berfungsi untuk meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. SFX tidak hanya digunakan di film-film, tapi juga dalam dunia pertunjukan panggung, seperti misalnya konser yang bertaburan dengan kembang api maupun permainan sinar laser juga disebut sebagai SFX.
SFX merupakan gabungan seni dan teknologi. Dari sisi teknologi, tidak cuma penguasaan teknologi yang digunakan tapi juga pengetahuan bagaimana indera manusia menangkap gambaran yang akan diterima oleh otak. Dari sisi seni berperan bagaimana teknologi itu digunakan untuk mencapai hal tersebut.
SFX berfungsi untuk meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. SFX tidak hanya digunakan di film-film, tapi juga dalam dunia pertunjukan panggung, seperti misalnya konser yang bertaburan dengan kembang api maupun permainan sinar laser juga disebut sebagai SFX.
5.
Spesial efek dari tahun
ke-tahun.
Tahun 1895
Gbr.6 Film Queens of
Scots
Alfred Clarke membuat
film , Queen of Scots. Film
ini menggunakan special effect pertama di dunia dengan memakai tekhnik subtitution
shot.
Tahun 1898
Gbr.7 Film A Trip to The Moon
Special effect
awalnya dari adegan sulap, lho! Pesulap asal Perancis, George Melies membuat
film dari aksi sulap dengan menggunakan tekhnik multiple exposure, miniatur,dan stop-motion
animation. Dia membuat lebih dari 500 film, termasuk A Trip to The Moon. Bahkan
George Melies disebut sebagai “bapaknya special effect”, kawan!
Tahun 1907
Gbr.8 Film The Eagle’s Nest
Penggunaan animatronik berupa
elang mekanis dalam film The
Eagle’s Nest.
Tahun 1916
Gbr.9 teknik penggabungan objek dengan pemeran
Frank Wiliams membuat , yaitu karakter
bergerak yang digabungkan dengan background lain. Teknik ini selanjutnya
menjadi teknik dasar blue screen.
Tahun 1925
Gbr.10 Film Coloseum
Film menggunakan hanging
miniature atau penonton palsu dalam adegan di dalam Coloseum.
Tahun 1933
Gbr.11 Film King Kong
Wilis O’Brient membuat film King Kong dengan teknik stop
motion paling detailmasa itu.
Tahun 1968
Gbr.12 Film 2001
Film 2001: memunculkan teknologi
pertama motion control camera dan teknik slit-scan untuk
membuat efek spesial.
Tahun 1976
Gbr.13 Film Futurworld
Film Futureworld menggunakan teknik 3D Computer Generated Imagery (CGI) yang pertama.
Film Futureworld menggunakan teknik 3D Computer Generated Imagery (CGI) yang pertama.
Tahun 1977
Gbr.14 Film star wars
Film Star
Wars ini mengawali teknik penggunaan blue screen. Dan paling terkenal pada masa itu.
Tahun 1982
Gbr.15 Film Tron
Film TRON menjadi
film aksi pertama dengan 20 menit grafis 3D dan animasi
komputer.
Tahun 1985
Gbr.17 Film Young Sherlock Holmes
Karakter CG lengkap pertama
muncul dalam film Young Sherlock
Holmes karya Steven Spielberg.
Tahun 1991
Gbr.18 Film terminatior 2
Dalam Terminator 2: Judgment Day terdapat efek spesial
yang dibuat dengan CGIselama 5,5 menit. Semua efek di film ini
dibuat secara digital.
Tahun 1993
Gbr.19 Film Jurassik Park
Film Jurrasic Park juga
menggunakan efek CGI dan animatronik dinosaurus
dalam ukuran raksasa.
Tahun 1995
Gbr.20 Film Toy Story
Film Toy
Story menjadi film yang seluruhnya dibuat menggunakan komputer. Dan
menjadikan film pertama ang menggunakan teknik ini.
Tahun 2000-an
Gbr.21 Contoh Penerapan Efek Bluescreen
Efek spesial seperti teknik blue
screen, animatronik, dan CGI yang dipakai dalam film
makin berkembang dan canggih.
6.
Fungsi Spesial Efek.
·
Efek khusus digunakan untuk menampilkan adegan yang tidak
dapat dicapai dengan alat yang biasa, misalnya perjalanan luar angkasa ke
planet Mars. Belum pernah ada manusia yang sampai ke planet Mars. Untuk itulah
efek khusus digunakan untuk menciptakannya.
·
Efek khusus juga digunakan bila saat menggunakan alat yang
asli akan sangat mahal biayanya. Misalnya apabila kita ingin membuat ledakan
yang sangat dahsyat, menghancurkan banyak sekali gedung, mobil, dan
infrastruktur lain. Bila ingin menghemat biaya, efek khusus dapat digunakan.
Gbr.22 contoh melakukan hal yg mustahil dgn
special efek.
·
Efek khusus juga digunakan bila penggunaan syuting manusia
atau alat sebenarnya akan membahayakan aktor tertentu. Misalnya adegan ledakan,
tentu aktor tidak ingin mati konyol saat membuat film, sehingga ledakan
dilakukan oleh efek khusus.
·
Efek khusus juga digunakan untuk meningkatkan kualitas film
yang sudah diambil, dengan cara menambahi, mengurangi atau mengubah elemen yang
di dalam film.
7. Peran Animator Dalam Pembuatan Spesial
Efek.
Begitu besar peran seorang animator dalam
membuat spesial efek pada suatu film. Tidak hanya untuk memperindah, tapi juga
dapat melengkapi dan meningkatkan kualitas sebuah film. Atas dasar itulah,
tugas akhir ini dibuat Posisi penulis sendiri sebagai Editor sekaligus Visual
Effect Artist dalam film bergenre
Action, Dickless Mafia mengharuskan penulis mengedit, menambahkan,
mengurangi, atau memanipulasi potongan-potongan shot atau adegan tertentu dn
potongan-potongan adegan tersebut di fase pasca produksi untuk memperindah
film, dan menambah kesan dramatis dalam Film, sehingga penonton dapat menikmati
film dengan lebih baik.
8. Alur Kerja Pembuatan Efek Visual.
1
Real action footage adalah rekaman mentah ataupun rekaman langsung dari
alat rekam video.
2
Dalam pembuatan efek visual terdapat alur kerja yang dapat diterapkan untuk
memaksimalkan kinerja dan sumber daya yang ada. Pada Gambar dibawahini adalah
sebuah ringkasan dari alur kerja pembuatan efek visual oleh Richard Kidd.
9. Teknologi awal Pembuatan Spesial Efek.
Teknologi yang digunakan bisa bermacam-macam.
Beberapa orang akan membuat hujan dengan air yang disemprotkan ke atas. Para
animator di Disney, awalnya membuat efek hujan dengan menggunakan lembaran
tipis yang berlubang sangat banyak, kemudian digerakkan secara cepat di depan
kamera.
Atau, kita juga bisa membuat efek hujan
dengan menggunakan komputer. Yang terpenting adalah bukan seberapa canggih efek
hujan tersebut dibuat, tetapi seberapa besar karakteristik hujan tersebut
tercapai.
Gbr.23
Digital Production Workflow oleh : Richard Kidd
Efek visual memiliki beberapa cabang teknik
yang keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu membantu dalam menggambarkan dan
menyampaikan cerita kepada penonton, teknik yang akan digunakan dapat
menyesuaikan dengan modal produksi ataupun skala tujuan akhir pembuatan film.
Teknik yang dimaksud adalah teknik efek visual 2D workflow dan 3D
workflow. Dibawah ini adalah Penjabaran dan daftar kelemahan serta
kelebihan teknik tersebut :
10.
Teknik
Efek Visual Dengan 3D Workflow.
Teknik ini merupakan teknik yang memanfaatkan
teknologi 3D dalam alur pengerjaan visual efeknya, teknik ini sangat
sering digunakan dalam proses produksi visual efek pada studio besar untuk
memproduksi film Hollywood ataupun Box Office, teknik ini memiliki
kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :
Ø KEUNGGULAN
·
Dapat membuat efek yang realistik,
dari sudut photoreal atau perilaku yang sesuai dengan hukum fisika
·
Dapat menghasilkan efek dengan
resolusi yang di inginkan dengan mudah dikarenakan program 3D berbasiskan
vector yang dapat diresize sesuai
kebutuhan produksi.
·
Dapat memvisualisasikan hampir apa
saja yang mungkin tidak dapat dilakukan secara langsung karena tingginya factor
bahaya.
Ø KELEMAHAN
·
Biaya produksi yang relatif besar,
lisensi
sebuah software 3D, belum lagi software
pendukung lainya.
·
Membutuhkan banyak tenaga ahli,
sebagai contoh, pada produksi pembuatan Ironman 2, Marvel Studios membutuhkan
11 Studio visual efek untuk mengerjakan Post- Produksi, salah satunya adalah Industrial
Light And Magic Studios.
·
Membutuhkan waktu Rendering yang jauh lebih
lama dibandingkan 2D Workflow, sebagai contoh pada film Transformer 2, membutuhkan
waktu selama hampir 3 Tahun nonstop untuk proses rendering dalam 1 buah scene
jika menggunakan komputer rumah paling high end sekalipun.
·
Tingkat kerumitan tinggi, dibandingkan
2D workflow yang tinggal pasang pre-comp footage, 3D workflow harus membuatnya
secara manual dalam setiap efek yang
ingin digunakan
Gbr.24
Contoh Penggunaan 3D Workflow Pada Film Ironman 3
11. Teknik Efek Visual 2D Workflow.
Teknik ini memanfaatkan berbagai stok
rekaman, gambar ataupun preset 2D sebagai basis pengerjaan efek tersebut,
teknik ini banyak digunakan oleh para pembuat 7 film indie dikarenakan
minimalnya kebutuhan dana dan sangat praktis. teknik ini memiliki
kelebihan
dan kelemahan sebagai berikut :
Ø KEUNGGULAN
·
Biaya Bahan yang relatif murah, sebuah
paket preset efek visual (Video Copilot – Action Essential) berharga $99.5
·
Tingkat kerumitan produksi yang
rendah, cukup pasang memposisikan dan mengoreksi warna
·
Membutuhkan tenaga kerja yang relative
sedikit dibandingkan 3D Workflow.
·
Membutuhkan waktu yang relatif singkat
dalam proses Rendering, dengan computer berprosesor i7, proses render dengan
Adobe After Effects akan membutuhkan waktu yang cukup singkat, tidak lebih dari
10 menit per frame.
Ø KELEMAHAN
·
Preset dan Template efek sangat
terbatas, dikarenakan produsen yang memproduksi hanya beberapa.
·
Adegan efek visual terkadang harus
menyesuaikan dengan Template dan Preset.
·
Efek yang dibuat terlihat cenderung flat,
dikarenakan tidak memiliki kedalaman gambar (2D).
Gbr.25
Contoh Penggunaan 2D Workflow pada film Indie Videocopilot.
12. Foto pelopor spesial
efek dalam perfilman.
GEORGE LUCAS
Pelopor Spesial Efek Perfilman
Gbr.26
Foto pelopor pembuatan special efek
BAB III
PENUTUP
vi. Kesimpulan
Seperti yang telah dibahas di BAB I dan BAB
II adalah:
Efek khusus digunakan untuk
meningkatkan dampak suatu obyek terhadap indera manusia. Obyek tersebut bisa
berupa tontonan, gambar, atau pertunjukan. Dengan demikian, diharapkan efek
khusus bisa meningkatkan ketertarikan seseorang terhadap obyek tersebut. Dan
lebih memahami teknik dan trik dari pembuatan spesial efek tersebut.
vii. Kritik dan Saran
Saya menyadari bahwa masih ada kesalahan dalam
tugas ini. Tugas ini tidak baik dan tidak sempurnah seperti yang bapak guru
harapkan. Saya juga menyadari bawah tugas ini juga masih ada kesalahan dalam
kata, penulisan dan pengetikan.
Karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari bapak guru yang menerima tugas ini, sebab adanya kritik dan saran,
saya dapat menyempurnaankan kembali tugas yang akan diberikan di waktu yang
akan datang. Kritik dan sarannya bapak guru juga membuat saya jadi siswa yang
prestasi dalam hal melakukan tugas atau menulis sebuah makalah.
DAFTAR PUSTAKA
3. http://www.kaskus.co.id/thread/537c0c11fbca17c0758b4592/evolusi-spesial-efek-film-dari-masa-ke-masa
BIOGRAFI PENULIS
Nama saya M. Andri Firmansyah, saya lahir
pada tanggal 27 Juni 1997 di Kota Sidoarjo. Dan Saya ber tempat tinggal di desa
Sawocangkring RT.05 RW.01 Kec. Wonoayu.
Saya dulu sekolah SD di di SDN Sawocangkring,
dan lulus dari SD saya melanjutkan ke SMP YPM 7 Sidoarjo. Dan saya sekarang ini
bersekolah di SMK Antartika 2 Sidoarjo jurusan Multimedia dan saya sudah kelas
12. Saya dulu pernah PKL atau Prakerin di KPP Pratama Sidoarjo Selatan selama 4
bulan, itu membuat pengalaman kerja pertama saya. Dan saat ini saya sedang
mengerjakan tugas akhir untuk persyaratan mengikuti UN tahun 2015.
Komentar
Posting Komentar